Sabtu, 11 Februari 2012

Pacaran Itu Nafsu, Bukan Cinta!

Saat jatuh cinta,,,,

Ada sebuah PUISI....
Rabbi…
Aku punya pinta..
Bila suatu saat aku jatuh cinta...
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu..
yang tak terbatas..
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh...

Pernah jatuh cinta?
Bagaimana rasanya?
Pasti senang dong ya. Enak aja bawaannya. Hidup berasa nikmat banget. Rasanya nggak mantep kalo nggak cerita kepada teman-teman kalo kita sedang jatuh cinta. Biar teman-teman juga merasakan apa yang sedang kita rasakan. Bila perlu, kita cerita kepada siapa saja tentang orang yang sedang kita cintai meski orang yang kita cintai itu tak tahu bahwa dia sedang kita cintai. Kita begitu percaya diri dan mulai mencari cara untuk mendekatinya.

Cinta emang selalu menyita perhatian kita. Ada di antara kita yang kemudian bahagia dengan cinta, tapi nggak sedikit yang merana karena cinta. Itu sebabnya, wajar juga kalo novelis Mira W pernah menyampaikan: “Kita boleh hidup dengan cinta, tapi jangan mati karena cinta”. Hmm.. boljug neh pernyataannya. Soalnya banyak juga manusia yang terbius cinta (khususnya cinta kepada lawan jenis, harta, dan juga jabatan) hingga lupa segalanya. Sebab, yang ada dalam benaknya hanyalah cinta, cinta, dan cinta.

Hati-hati dengan cinta buta

Cinta buta adalah cinta yang tak mengikuti aturan Islam. Ia bebas berbuat apa saja. Terumasuk saat orang yang model begitu tuh jatuh cinta, maka ia akan buta dan gelap mata. Berbuat sesukanya dan mencampakkan norma agama.

Ada beberapa kerusakan akibat cinta buta ini (Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam al-Jawabul Kafi Liman Saala’ Anid Dawaaisy-syafi (edisi terj.) hlm, 242-244: Pertama, lupa mengingat Allah. Lebih sibuk mengingat makhlukNya, yakni orang yang dicintainya, misalnya. Jika dia lebih kuat mengingat Allah, insya Allah mengingat makhlukNya jadi terkendali. Tapi jika lebih kuat mengingat makhlukNya, maka mengingat Allah akan dikalahkan.

Kedua, menyiksa hati. Cinta buta, meski adakalanya dinikmati oleh pelakunya, namun sebenarnya ia merasakan ketersiksaan hati yang paling berat.

Ketiga, hatinya tertawan dan terhina. Ya, hatinya akan tertawan dengan orang yang dicintainya. Namun, karena ia mabuk cinta, maka ia tidak merasakan musibah yang menimpa. So, ati-ati deh kalo jatuh cinta. Jangan sampe hati kita tertawan dengannya, hingga lupa segalanya.

Keempat, melupakan agama. Tak ada orang yang paling menyia-nyiakan agama dan dunia melebihi orang yang sedang dirundung cinta buta. Ia menyia-nyiakan maslahat agamanya karena hatinya lalai untuk beribadah kepada Allah. Kalo ada teman kita ketika jatuh cinta tuh sampe nggak sholat, nggak sekolah, dan nggak belajar, karena cuma mikirin dia, maka itu udah dibilang cinta buta. Jadi, kita kudu ingatkan supaya jangan keterusan.

Kelima, mengundang bahaya. Bahaya-bahaya dunia dan akhirat lebih cepat menimpa kepada orang yang dirundung cinta buta melebihi kecepatan api membakar kayu kering. Ketika hati berdekatan dengan orang yang dicintainya secara buta itu, ia akan menjauh dari Allah. Jika hati jauh dari Allah, semua jenis marabahaya akan mengancamnya dari segala sisi karena setan menguasainya. Jika setan telah menguasainya, maka mana ada musuh yang senang lawannya senang? Semua musuh ingin musuhnya dalam bahaya. Duh, jangan sampe kejadian. Cukup fakta-fakta soal perzinahan dan penularan penyakit seksual itu menjadi perhatian bagi kita untuk nggak melakukan hal yang sama. Naudzubillahi min dzalik.

Keenam, setan akan menguasai. Jika kekuatan setan menguasai seseorang, ia akan merusak akalnya dan memberikan rasa waswas. Bahkan, mungkin tak ada bedanya dengan orgil alias orang gila. Mereka nggak menggunakan akalnya secara layak. Padahal yang paling berharga bagi manusia adalah akalnya yang membedakan ia dengan binatang. So, nggak heran dong kalo banyak yang kejerumus berbuat maksiat karena mikirnya instan banget. Cuma kepikiran enak aja menurut hawa nafsunya. Nggak mikir jauh ke depan: soal dosa dan akibat dosa tersebut.

Ketujuh, mengurangi kepekaan. Cinta buta akan merusak indera atau mengurangi kepekaannya, baik indera suriya (konkret) maupun indera maknawi (abstrak). Kerusakan indera maknawi mengikuti rusaknya hati, sebab jika hati telah rusak, maka organ pengindera lain, seperti mata, lisan, telinga, juga turut rusak. Artinya, ia akan melihat yang buruk pada diri orang yang dicintainya secara buta itu sebagai sebuah kebaikan dan juga sebaliknya.

Tetap iffah selama jatuh cinta

Menurut Hamka, “Cinta bukan melemahkan hati, bukan membawa putus asa, bukan menimbulkan tangis sedu sedan. Tetapi cinta menghidupkan penghargaan, menguatkan hati dalam perjuangan, menempuh onak dan duri penghidupan.”

Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyah, ada persoalan besar yang harus diperhatikan oleh orang yang cerdas, yaitu bahwa puncak kesempurnaan, kenikmatan, kesenangan, dan kebahagiaan yang ada dalam hati dan ruh tergantung pada dua hal. Pertama, karena kesempurnaan dan keindahan sesuatu yang dicintai, dalam hal ini hanya ada Allah, karenanya hanya Allah yang paling utama dicintai. Kedua, puncak kesempurnaan cinta itu sendiri, artinya derajat cinta itu yang mencapai puncak kesempurnaan dan kesungguhan (al-Jawabul Kafi Liman Saala’ Anid Dawaaisy-syafi (edisi terj.) hlm, 255)

Lebih lanjut Ibnu Qayyim menjelaskan, “Semua orang yang berakal sehat menyadari bahwa kenikmatan dan kelezatan yang diperoleh dari sesuatu yang dicintai, bergantung kepada kekuatan dorongan cintanya. Jika dorongan cintanya sangat kuat, kenikmatan yang diperoleh ketika mendapatkan yang dicintainya tersebut lebih sempurna.”

So, meski kita merasa hidup lebih indah ketika jatuh cinta tapi bukan berarti bebas melakukan apa saja atas nama cinta. Insya Allah saya cukup mengerti dengan kondisi temen-temen remaja. Di usia yang pubertas ini, apalagi ditambah dengan bombardir informasi di media massa yang ternyata lebih banyak menyesatkan ini, akhirnya nggak sedikit yang awalnya berkomitmen untuk tidak mengekspresikan cinta lewat pacaran, tapi ternyata rontok digerus arus informasi dan kehidupan yang rusak. Sebab pernah ada juga teman kita yang berkirim e-mail ke saya bahwa ia awalnya termasuk kuat, bahkan dari kalangan keluarga yang taat beragama, dan punya prinsip nggak akan pacaran sebelum nikah.

But, apa daya, prinsip tersebut akhirnya hilang disapu gemuruh hawa nafsu. Meski tidak sampe kepada perzinahan (setidaknya menurut pengakuannya di e-mail tersebut), tapi dia merasa harus taubat. Alhamdulillah, sikap kawan kita ini patut diteladani. Ngaku salah dan mau memperbaiki diri. Itu sebabnya nih, buat anak cewek, jangan tergoda rayuan cowok. Cuma anehnya meski banyak diwanti-wanti, tetep aja cewek banyak yang tertipu dengan kelihaian rayuan anak cowok. Walah, itu sih cowoknya emang buaya, dan ceweknya ternyata penyayang binatang. Waaah… jadi klop dong?

Jadi, tetep jaga diri, jaga pikiran, dan jaga perasaan ketika jatuh cinta. Jangan nekat mengekspresikannya di jalur yang salah seperti pacaran dan seks bebas. Tetep iffah (jaga kesucian diri) ya. So, kudu ati-ati banget.

Yuk, kita mulai lebih dewasa dalam berpikir dan bertindak. Jangan terus main-main dalam masalah seserius ini. Kalo pun kita belum mampu untuk menikah, jangan nekat menikah. Karena pernikahan bukan urusan main-main. Oya, kita pun harus rela untuk membuang jauh-jauh pikiran murah dan murahan tentang “pacaran”. Karena pacaran sebatas penyaluran nafsu belaka, bukan cinta. Bener lho. Soalnya kalo emang cinta nggak bakal memilih pacaran. Pacaran itu maksiat. Jadi, jaga diri hingga saatnya siap untuk menikah.

Bro en Sis, ada baiknya sosialisasi tentang kesucian pernikahan kepada para remaja muslim rasa-rasanya perlu digiatkan terus. Jangan sampe kalah dengan sosialisasi pacaran yang sudah berani melanggar batasan norma masyarakat, dan juga ajaran agama.

Ya, tugas kita adalah belajar Islam dengan benar, memahaminya, dan mengamalkannya dengan berdakwah kepada teman yang lain. Sehingga rahmat Islam tersebar makin luas.
Insyaa Allaah....

Jumat, 28 Oktober 2011

SIFAT KASIH SAYANG TUHAN

Penulis : Prof. Dr. H. Muhibin, M.Ag., 21 September 2011, 11:42:53

Ketika kita berbicara tentang sifat-sifat Tuhan tentu harus dengan penuh kesadaran bahwa sifat Tuhan tersebut mutlak dan tidak terbatas. Begitu juga sifat kasih dan sayang-Nya, harus kita asumskan sebagai kasih sayang yang tidak terbatas. Artinya meskipun para makhluk Tuhan bisa mempunyai sifat-sifat sebagaimana yang dimiliki Tuhan, namun sangat berbeda; kalau sifat Tuhan itu mutlak, sementara sifat makhluk Tuhan itu sangat terbatas. Kasih sayang yang dimiliki oleh makhluk Tuhan, termasuk manusia tentu dibatsi oleh kepentingan, situasi dan kondisi yang melingkupinya. Bahkan dalam keyakinan umat Islam, kasih sayang Tuhan itu mencakup ketika di dunia ini dan juga ketika nanti di alam kelanggengan, akhirat.

Kata kasih dan sayang terkadang diungkapkan secara bersamaan dan menerus menjadi kasih sayang yang mempunyai mempunyai satu makna. Namun terkadang juga penggunaaannya dipisahkan dan mempunyaikontasi sendiri-sendiri. Dalam bahasa Arab, padanan kata-kata kasih dan sayang tersbeut juga sering diartikan sama oleh umat, padahal sesungguhnya ada perbedaan nayata diantara keduanya. Kasihbiasanya dijadikan arti darimawaddah sedangkan untuk kata sayang biasanya digunakan untuk memberikan arti rahmah.

Kasih itu merupakan sifat baik yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain disebabkan adanya sesuatu yang menjadikannya mengasihi, dan biasanya hanya untuk sementara saja, dan pada saatnya akan dapat hilang bersama dengan perubahan yang terjadi, baik pada diri orang yang dikasihi maupun orang yang mengasihi sendiri. Misalnya seseorang mengasihi orang lain yang berjenis kelamin berbeda karena dia menginginkan untuk menjadikannya sebagai pendamping hidup, dan bahkan setelah hidup berdampingan sebagai suami isteri juga masih mengasihi, karena masih cantik, menarik dan cerdas, misalnya.

Tetapi sesuai dengan keterbatasan sifat kasih tersebut, sewaktu-waktu sifat tersebut akan dapat hilang bersamaan dengan hilangnya sesuatu yang menjadikannya mengisihi tersebut. Dalam hal contoh tersebut ialah sifat kasih akan dapat hilang bersamaan hilangnya kecantikan, atau ketertarikan, atau bahkan sudah sangat lamban dan lainnya. Atau juga dapat disebabkan adanya ketertarikan orang yang mengasihi tersebut kepada orang lain atau timbulnya kebosanan pihak yang mengasihi dan sejenisnya, sehingga sifat kasih tersebut akan pelan-pelan menjadi luntur dan bahkan hilang sama sekali.

Untuk itu sifat kasih tersebut, kalau dihubungkan dengan sifat manusia, maka harus digandengkan dengan sifat sayang yang bermakna lain. Mengapa demikian? Ya, karena kalalu tidak digandengkan, maka akan sering terjadi bebagai persoalan dalam membina kehidupan rumah tangga. Untuk itu kita dapat melihat dan menyaksikan bahwa Tuhan juga menggandengkan kedua sifat tersebut untuk kehidupan manusia agar terbina keluarga yang langgeng dan tercipta ketenangan. Kata mawaddah danrahmah digandengkan oleh Tuhan dalam memberikan sifat kepada manusia, dengan tujuan agar manusia dapat mempertahankan sifat tersebut di dalam kehidupannya, terutama dalam membina rumah tangga yang tenang dan tenteram.

Sebagaimana kita katahui bahwa banyak umat Islam yang tidak membedakan atau menganggap sama antara kedua sifat tersebut, yang secara substansial sesungguhnya mengandung makna berbeda, sehingga dalam menerjemahkan kata-kata tersebut dalam keseharian, umat selalu menganggap sama. Akibatnya banyak yang kemudian tidak dapat menghayati hakekat dan makna keduanya, sebagaimana dimaksudkan sendiri oleh Tuhan.

Kata sayang sesungguhnya mempunyai makna yang lebih luas dari hanya sekedar kasih. Sifat sayang tersebut relative dapat bertahan lama, karena dasar keluarnya sifat tersebut bkan semata-mata kepentingan sebagaimana dalam sifat kasih, melainkan diletar-belakangi olehkeinginan untuk mempertahankan sesuatu dan kesadaran yang tinggi atas tanggung jawab dan juga keyakinan yang kuat. Sehingga dengan demikian sifat sayang tersebut tidak akan mudah hilang danluntur, tetapi justru malah semakin kuat seiring dengan kesadaran yang ada.

Kalau kemudian kondisi ini dimanifestasikan dalam kehidupan keluarga sebagaimana disebutkan dalam surat al-Rum ayat 21, yang maksudnya "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan isteri-isteri untuk kamu dari jenismu sendiri, supaya kamu supaya kamu cenderung (tenang) dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadkannya diantara kamu kasih dan sayang. Sesungghnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang yang berpikir", maka dapat digambarkan sebagai berikut.

Sifat kasih tersebut akan muncul ketika untuk pertama kalinya umat manusia menikah untuk membina rumah tangga, karena banyak gambaran dan harapan yang dapat dirajut mereka. Artinya pasangan yang baru menikah tersebut tentu akan saling mangasihi, karena masih sangat membutuhkan, termasuk dalam persoalan biologis. Masing-masing pasangan tersebut saling mengasihi karena ketertarikan dalam persoalan fisik, seperti wajah yang cantik atau tampan, atau bahkan karena kemampuan salah satu pihak dalam hal financial ataupun cara bergaul dan lainnya. Tetapi kalau yang ada hanya sifat kasih saja, maka pada saat salah satu pasangan mengalami penyusutan, baik dalam hal kecantikan atau ketampanan, dalam hal kekayaan, dan dalam hal kemampuan untuk memberikan pelayanan, tentu sifat kasih tersebut akan menghilang.

Kalau hal tersebut dibiarkan, tentu akan menjadi sumber ketidak harmonisan sebuah rumah tangga, dan akan mengantarkan rumah tangga tersebut ke gerbang perceraian. Untuk itulah sifat kasih tersebut harus digandengkan dengan sifat sayang yang akan membuat pasangan suami isteri tersebut tetap mempertahankan rumah tangganya. Gambaran sfat sayang tersebut ialah tercermin dalam ketulusan dan keikhlasan yang ditunjukkan dalam berbagai persoalan yang menyangkut kepentingan untuk mempertahankan rumah tangga. Artinya, meskipun pasangan tersebut tidak muda lagi, tetapi keharminisan akan tetap terbina dengan baik. Kalutoh salah satu pasangan tersebut tampak memudar, baik kecantikan atau harta atau kemampuan untuk melayani, maka justru pasangan lainnya akan memberikan support dan terus mendampingi dengan segala sifat sayangnya.

Untuk lebih jelasnya, kalau diandaikan salah satu pasangan tersebut mengalami kecelakaan sehingga menghilangkan salah satu fungsi dalam kehidupan rumah tangga, maka bukannya kemudian ditinggalkan dan di"undat-undat" kelemahannya tersebut, melainkan justru terus diberikan support agar terus percaya diri dan tidak rendah diri yang akan mengakibatkan ketidak harmonisan hubungan diantara keduanya. Jadi sifat sayang dapat dipastikan akan selalu dibarengai dengan sikap dapat mengerti dan bahkan mau berkorban demi menjaga keutuhan sebuah cita-cita yang dirancang bersama.

Sehingga dengan demikian penggandengan sifat kasih dan sayang tersebut dikandung maksud bahwa semua orang itu harus dapat mempertimbangkan segala kemungkinan yang bakal terjadi. Semua manusia harus menyadari dan sekaligus mau menjalankan kehidupan yang terkadang suka dan terkadang duka. Kalau pada saat pasngannya dalam rumah tangga sangat menarik dan menggairahkan, maka hal harus diterimanya sebagai kondisi suka, dan pada saat pasangannya tampak kurang menarik dan kurang menggairahkan, juga harus tetap memperhatikannya dan memberikan support agar tetap bersikap mesra, dan bukannya malah berpaling dan mencari pasangan lain. Itulah sifat sayang yang mampu mengendalikan diri dari jeratan nafsu, dan lebih mementingkan keutuhan sebuah keinginan bersama, serta mau berkorban.

Nah, kalau kemudian kita hubungkan kasih sayang tersebut dengan Tuhan, tentu, disamping kita harus mengartiannya sebagai sifat yang tidak terbatas sebagaimana tersebut di atas, maka secara umum dapat dikelompokkan kepada dua hal, yakni kasih Tuhan dan sayang Tuhan. Kasih Tuhan akan diberikan kepada siapa saja, termasuk mereka yang membangkang terhadap perintah-Nya dan tidak mau mengakui keagungan dan kekuasaan-Nya. Kasih Tuhan tersebut diberikan kepada seluruh makhluk-Nya pada saat berada di dunia ini. Semua makhluk ketika bedara di dunia ini diberikan kasih oleh Tuhan berupa kenikmatan yang begitu luas dan besar, walaupun tentu tidak semuanya sama. Bukti dari kasih Tuhan tersebut ialah semua makhluk termasuk yang kafir, tetap diberikan nikmat, baik berupa fisik, kesehatan, kekayaan, kemampuan, dan lainnya, bahkan terkadang tampak bahwa nikmat yang diberikan oleh Tuhan kepada orang kafir, terutama dalam hal kekayaan, terasa lebih dibandingkan kepada umat Islam.

Namun sesungguhnya umat Islam tidak perlu khawatir bahwa justru nikmat Tuhan yang paling berharga ialah nikmat iman dan ketaqwaan yang kita miliki dan tidak dimiliki oleh orng kafir. Jadi kita harus tetap berhusnudzdzan bahwa Tuhan tetap memberikan yang lebih kepada umat Islam, meskipun Tuhan dalam memberikan kasih-Nya tersebut merata kepada semua makhluk, dan bukan hanya terbatas kepada yang beriman saja.

Sementara itu sifat sayang Tuhan itu hanya diperuntukkan bagi umat yang beriman dan tunduk kepada aturan Tuhan, baik yang dahulu maupun yang mengikuti kepada Nabi Muhammad SAW., khususnya pada saat mengalami kehidupan di akhirat nanti Artinya pada saat di alam kelanggengan akhirat nanti, sifat sayang Tuhan tersebut hanya dikhususkan bagi mereka yang beriman dan taat saja, yakni dengan diberikannya tempat yang sangat nyaman dan penuh dengan kenikmatan, yakni surga.

Dengan demikian sifat kasih Tuhan itu lebih luas dan diberikan kepada siapa saja, termasuk yang tidak beriman dan membangkang, sedangkan sifat sayang Tuhan hany diperuntukkan bagi umat yang beriman dan taat, pada saat mereka nanti berada di akhirat, yakni disurga yang dijanjikan itu. Semoga kita semua nantinya akan dapat menikmati seluruh kasih dan juga sayang Tuhan, sehingga kita akan termasuk makhluk yang paling beruntung. Amin.

Rabu, 19 Oktober 2011

Obat Bagi Orang yang Sedang Jatuh Cinta ♥ ♥ ~_~))))

Mencintai lawan jenis (wanita) merupakan sebuah kewajaran, sebagaimana Rasulullah juga demikian. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya :

”Kesenanganku dijadikan di dalam shalat. Dan aku dijadikan menyenangi wanita serta wewangian” (HR. Muslim).

...

Namun, laki-laki diciptakan dalam keadaan lemah ketika menghadapi fitnah wanita. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, ”Dan manusia diciptakan dalam keadaan lemah” (QS. An-Nisaa’ : 28). Ats-Tsaury rahimahullah berkata, ”Maksudnya adalah tidak sabar dalam menghadapi wanita” (Roudhotul Muhibbin). Allah telah menciptakan obat penawar bagi setiap penyakit dan memudahkan cara untuk mendapatkan obat itu. Barangsiapa yang ingin berobat dengan syari’at Allah, tentu dia akan memperoleh kesembuhan. Sedangkan barangsiapa yang mencari obat dengan sesuatu yang dilarang syari’at, maka dia seperti mengobati suatu penyakit dengan penyakit lain yang lebih berbahaya. Syari’at agama Islam yang mulia ini telah menjadikan pernikahan sebagai obat bagi sepasang insan yang saling mencintai. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya : ”Tidak ada yang bisa dilihat (lebih indah oleh) orang-orang yang saling mencintai seperti halnya pernikahan” (HR. Ibnu Majah dengan sanad shohih). Demikianlah obat penawar bagi fitnah yang tengah melanda di hati sepasang kekasih yang saling mencintai. Allah tidaklah menjadikan pacaran dengan berduaan, peluk-pelukan, cium-ciuman, atau jalan berdua sebagai obat. Bahkan semua ini merupakan sarana menuju zina yang telah dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Keep Istiqomah + SemangKA !! ~_~)))) Smile it's a SUNNAH !! Khairy Athaa Mufid

Sabtu, 11 Juni 2011

Luangkanlah Waktu Untuk Orang Tua

Suatu hari seorang teman saya pergi ke rumah orang jompo atau lebih terkenal dengan sebutan panti werdha bersama dengan teman-temannya. Kebiasaan ini mereka lakukan untuk lebih banyak mengenal bahwa akan lebih membahagiakan kalau kita bisa berbagi pada orang-orang yang kesepian dalam hidupnya.
Ketika teman saya sedang berbicara dengan beberapa ibu-ibu tua, tiba-tiba mata teman saya tertumpu pada seorang opa tuayang duduk menyendiri sambil menatap kedepan dengan tatapan kosong. Lalu sang teman mencoba mendekati opa itu dan mencoba mengajaknya berbicara. Perlahan tapi pasti sang opa akhirnya mau mengobrol dengannya sampai akhirnya si opa menceritakan kisah hidupnya.
Si opa memulai cerita tentang hidupnya sambil menghela napas panjang.
Sejak masa muda saya menghabiskan waktu saya untuk terus mencari usaha yang baik untuk keluarga saya, khususnya untuk anak-anak yang sangat saya cintai. Sampai akhirnya saya mencapai puncaknya dimana kami bisa tinggal di rumah yang sangat besar dengan segala fasilitas yang sangat bagus. Demikian pula dengan anak-anak saya, mereka semua berhasil sekolah sampai keluar negeri dengan biaya yang tidak pernah saya batasi. Akhirnya mereka semua berhasil dalam sekolah juga dalam usahanya dan juga dalam berkeluarga.
Tibalah dimana kami sebagai orangtua merasa sudah saatnya pensiun dan menuai hasil panen kami. Tiba-tiba istri tercinta saya yang selalu setia menemani saya dari sejak saya memulai kehidupan ini meninggal dunia karena sakit yang sangat mendadak. Lalu sejak kematian istri saya tinggallah saya hanya dengan para pembantu kami karena anak-anak kami semua tidak ada yg mau menemani saya karena mereka sudah mempunyai rumah yang juga besar.
Hidup saya rasanya hilang, tiada lagi orang yang mau menemani saya setiap saat saya memerlukannya. Tidak sebulan sekali anak-anak mau menjenguk saya ataupun memberi kabar melalui telepon. Lalu tiba-tiba anak sulung saya datang dan mengatakan kalau dia akan menjual rumah karena selain tidak effisien juga toh saya dapat ikut tinggal dengannya. Dengan hati yang berbunga saya menyetujuinya karena toh saya juga tidak memerlukan rumah besar lagi tapi tanpa ada orang-orang yang saya kasihi di dalamnya.
Setelah itu saya ikut dengan anak saya yang sulung. Tapi apa yang saya dapatkan? Setiap hari mereka sibuk sendiri-sendiri dan kalaupun mereka ada di rumah tak pernah sekalipun mereka mau menyapa saya. Semua keperluan saya pembantu yang memberi. Untunglah saya selalu hidup teratur dari muda maka meskipun sudah tua saya tidak pernah sakit-sakitan. Lalu saya tinggal di rumah anak saya yang lain. Saya berharap kalau saya akan mendapatkan sukacita idalamnya, tapi rupanya tidak. Yang lebih menyakitkan semua alat-alat untuk saya pakai mereka ganti, mereka menyediakan semua peralatan dari kayu dengan alasan untuk keselamatan saya tapi sebetulnya mereka sayang dan takut kalau saya memecahkan alat-alat mereka yang mahal-mahal itu.
Setiap hari saya makan dan minum dari alat-alat kayu atau plastik yang sama dengan yang mereka sediakan untuk para pembantu dan anjing mereka. Setiap hari saya makan dan minum sambil mengucurkan airmata dan bertanya di manakah hati nurani mereka?
Akhirnya saya tinggal dengan anak saya yang terkecil, anak yang dulu sangat saya kasihi melebihi yang lain karena dia dulu adalah seorang anak yang sangat memberikan kesukacitaan pada kami semua. Tapi apa yang saya dapatkan? Setelah beberapa lama saya tinggal disana akhirnya anak saya dan istrinya mendatangi saya lalu mengatakan bahwa mereka akan mengirim saya untuk tinggal di panti jompo dengan alasan supaya saya punya teman untuk berkumpul dan juga mereka berjanji akan selalu mengunjungi saya.
Sekarang sudah 2 tahun saya disini tapi tidak sekalipun dari mereka yang datang untuk mengunjungi saya apalagi membawakan makanan kesukaan saya. Hilanglah semua harapan saya tentang anak-anak yang saya besarkan dengan segala kasih sayang dan kucuran keringat. Saya bertanya-tanya mengapa kehidupan hari tua saya demikian menyedihkan padahal saya bukanlah orangtua yang menyusahkan, semua harta saya mereka ambil. Saya hanya minta sedikit perhatian dari mereka tapi mereka sibuk dengan diri sendiri. Kadang saya menyesali diri mengapa saya bisa mendapatkan anak-anak yang demikian buruk. Masih untung disini saya punya teman-teman dan juga kunjungan dari sahabat-sahabat yang mengasihi saya tapi tetap saya merindukan anak-anak saya.
Sejak itu teman saya selalu menyempatkan diri untuk datang kesana dan berbicara dengan sang opa. Lambat laun tapi pasti kesepian di mata sang opa berganti dengan keceriaan apalagi kalau sekali-sekali teman saya membawa serta anak-anaknya untuk berkunjung.
Sampai hatikah kita membiarkan para orangtua kesepian dan menyesali hidupnya hanya karena semua kesibukan hidup kita. Bukankah suatu haripun kita akan sama dengan mereka, tua dan kesepian?
When is the last time you chat to your parent? THEY NEED YOU!

Kamis, 31 Maret 2011

Do'aku

Aku berdo'a pada Sang Penguasa waktu
Tentang hidupku yang tak mungkin abadi
Tentang perjalananku mengarungi samudera waktu
Yang terbelenggu oleh ikatan takdir

Aku berdo'a pada Sang Penguasa hidup
Untuk diriku, makhluk yang hina-dina
Untuk keluarga yang selalu menyayangiku
Untuk semua yang selalu bersama denganku

Aku berdo'a pada Sang Penguasa semesta
Untuk bumi yang kita huni
Untuk negeri yang kita cintai
Untuk bangsa yang kan selalu berjaya




Semarang, 31 Desember 2010

Selasa, 22 Maret 2011

Ku Mencintamu Utuh Tak Tersentuh

***
Jika ada yang bertanya, bagaimana aku memandang perkara jodoh, maka akan ku jawab, bagiku sama saja kau menanyakan keyakinanku tentang kematian..

Jodoh dan kematian adalah rahasia-Nya yang tersembunyi dalam tabir keghaiban-Nya, dan tersimpan dengan indah dalam tiap lembar daun di lauhul mahfuzh..

Jangan pernah mengobral murah kehormatanmu untuk hal yang kau sendiri tak yakin kehakikiannya? Pahamkah maksudku?

Ku tanya padamu, pernahkah kau jatuh cinta? Ku akui, akupun juga… Tapi tak pantas bagi kita mengumbar rasa itu.. Rasa yg entah akan berlabuh di mana?Lalu pikirkan, jika dia yang kau cinta, yang mengganggu tidurmu, membuatmu menangis karena rindu, ternyata bukan atau mungkin tak kan pernah menjadi pendampingmu, atau bukan kau yang dia pilih? Tak malukah? Tak malukah?

Lalu, apa masih mampu kau tatap wajah suamimu kelak dengan cinta yang seutuhnya jika ternyata dulu kau pernah menaruh separuh hatimu pada lelaki lain… Wahai para lelaki, tak cemburukah? Tak cemburukah? Tak cemburukah kau jika saat ini wanita yang kau pilih kelak sedang menyerahkan hatinya pada lelaki selainmu, namun ternyata kau yang akan meminangnya.

Tak sakit hatikah bila ketika bersamamu, ternyata dia tengah membandingkanmu dengan sosok lain dalam hatinya? Tak sedihkah? Tak sakitkah? Tak cemburukah? Jika kau, para lelaki, menjawab 'ya' maka, itu pula yang kami, wanita, rasakan..

Takkan pernah bosan ku ingatkan, bahwa yang akan berlaku tetaplah ketetapan-Nya…. Sekuat apapun usaha kalian jika tak sejalan dengan kehendak-Nya, maka tak akan pernah terjadi.. . Lalu, buat apa kau mubazirkan waktumu? Untuk apa Kau kuras energi? Kerana apa kau habiskan airmatamu?.... untuk orang yang belum tentu menjadi milikmu? Untuk apa?

Dan ku katakan padamu. Mungkin kau yang akan memilihku belum ku cinta saat itu. Tapi ketahuilah, karena kau memilihku, kau ku cinta... Bukankah jatuh cinta adalah sebuah proses? Akan ada sebab, akan ada hal yang membuatku jatuh cinta padamu, dan kau pun akan mencintaiku.. Dan ketika itu terjadi, semua telah terangkai dengan indah dalam kerangka kehalalan, dalam ikatan pernikahan yang disebut mitsaqan ghalizhan..

Dan tak akan pernah ada ragu ku katakan kuserahkan cintaku UTUH TAK TERSENTUH, padamu.. Hanya padamu.. ya, hanya padamu dan untukmu duhai cintaku….


Artikel diambil dari Grup Facebook: Renungan Kisah Inspiratif Muslimah

Minggu, 20 Maret 2011

19 Tahun

Dari rahim ibuku
19 tahun lalu
Putih
Bersih

Dalam perantauan
19 tahun kemudian
Dusta
Hina

Berdiri di dunia
19 tahun lamanya
Tercela
Berdosa


Puisi Pagi

Tirai panggung malam tlah tertutup
Diiringi fade out suara serangga malam
Menutup pula scene sang fajar
Dan kini terusung skenario pagi yang baru

Dengan lighting sempurna sang mentari
Dan ilustrasi dari burung-burung yang bernyanyi
Menguatkan karakter kita
Berakting di panggung dunia ini

Naskah apik karya Sang Pencipta alam semesta
Yang disutradai sendiri oleh-Nya
Menyimpan berbagai adegan
Yang tentunya akan kita perankan

Mengolah rasa, menebar kreasi
Mencipta karya, kembangkan diri
Saling mencinta, saling menghargai
Pentas dunia akan kita hadapi


Semarang, 26 Desember 2010


Rabu, 16 Maret 2011

****

Bismillahirrahmanirrahiim...
Suatu hari pemuda itu bersedih ketika ia berpisah dengan cinta fananya. Ia bersedih bukan karena ia kehilangan cintanya, melainkan karena ia sadar bahwa ia pernah menaruh seseorang yang belum halal di dalam hatinya hingga iapun sulit untuk melepaskan kepergiannya. Ia kecewa bukan karena ditinggalkan oleh cinta fananya, tetapi dia kecewa mengapa tidak sejak awal ia menghentikan langkahnya untuk mengikuti langkah-langkah syaitan. Sekarang ia menangis, bukan karena ia kecewa, tetapi karena ia Bertaubat kepada Pemilik hatinya. Insya Allah ...
Akhirnya cinta yang fana itu berganti kepada Kecintaan dari Rabbnya yang Maha Pemurah, karena Taubat-taubatnya...
Karena:
...Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. Al-Baqoroh:222 *** Mungkin masih banyak pemuda-pemudi seperti itu di jalan dakwah ini...
Jika tidak kita benahi langkah kita yang salah sejak awal, mungkinkah suatu saat kita akan sadar untuk membenahinya jika cinta yang fana itu justru membawa kita terlela dan lalai? Bersyukurlah kalian yang Diingatkan Allah dengan perpisahan yang tidak pernah kalian harapkan itu, namun disitulah bukti Cinta dari Allah yang tidak meginginkan kalian terbakar oleh neraka yang kalian lahirkan dari perbuatan kalian yang sia-sia...
Allah sayang kepada kita, maka terimalah CintaNya...